Friday, September 17, 2004

Kemana giringan angin membawaku..

Angin menggiring sejuk kepadaku..membekukan waktu sejenak dan memberikan ruang gerak lepas bagi neuron otakku. Aku menilik kembali ragaku yang terasa kosong ini. Mengapa dan mengapa, pertanyaan tersebut dikalikan tujuh kali tujuh kali pun tidak akan membawaku kemana-mana. Secercah jawaban tidak menampilkan batang hidungnya sekalipun. Lalu kembali aku menimbang, mengukur dan membuat hipotesa. Akan kegamangan dan kerentanan yang tiba-tiba melanda raga maupun batinku.

Rupanya yang tak dinyana, aku merindukan kehangatan. Kehangatan yang muncul dari dekapan dan pelukan hangat seseorang. Namun apakah aku merindukan kamu sebagai subjek ataukah sebagai objek? Aku sungguh tidak mengerti..ataukah terlalu malu hati untuk menjawabnya? Kita telah lewati hitungan hari, bulan, dan tahun dengan tidak begitu lancar. Aku katakan tidak lancar karena aku benar-benar mencintai perilakumu terhadapku, dan terutama cintamu yang berlebih hingga mampu pindahkan rembulan bila perlu. Tapi apakah aku mencintai kamu?

Ternyata butuh dua tahun lebih hingga aku dapat menyadarinya. Dahulu pertama bertemu, kamulah senderan batinku yang terbaik. Tempatku berkeluh kesah dan menjadi energi boosterku untuk tumbuh dan berkembang, hingga kini aku menjadi seorang perempuan dalam arti sebenarnya. Inikah karma bagimu? Ingatkah betapa dulu aku menyakiti seseorang karena bersama denganmu? Dan mungkin kesadaranku inilah karma bagiku karena aku sekarang menyadari satu dan dua hal yang membawaku ke seribu pemikiran baru yang mendalam..

Untuk seseorang yang kepadanya kucurahkan semua harapanku, jangan menyiksa dirimu dengan kata-kataku yang tak berarti. Ini hanya sebuah cambukan bagi nuraniku yang akhir-akhir ini tidak berbunyi nyaring. Semoga sang penjala tidak terlalu sibuk untuk menangkap ikan yang satu ini.

1 comment:

raindancer said...

Seperti anak-anak bermain bajak laut dan putri raja